TEROPONGNUSA.COM | KARANGANYAR – Dalam rangka memperingati Bulan Suro Tahun 2023, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengawali rangkaian kegiatan tradisi Wilujengan Kiblat Sekawan. Acara adat yang diadakan di Gunung Lawu ini dimulai dengan pelaksanaan Wilujengan dan Caos Sesaji pada Selasa (1/8/2023).
Upacara ini dihadiri langsung oleh Raja Kraton Surakarta Hadiningrat SISKS Pakoe Boewono XIII beserta Permaisuri GKR Pakoe Boewono. Dalam suasana sakral dan khidmat, ritual tradisional ini diikuti oleh sejumlah keluarga, kerabat, dan abdi dalem Kraton Surakarta. Acara berlangsung di Gerbang Pendakian Cemoro Kandang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Dalam pantauan langsung Lawupos.com, setelah pelaksanaan wilujengan di Gerbang Pendakian Cemoro Kandang, KRT. Sutarno Surodipuro, yang diutus oleh Raja Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat SISKS Pakoe Boewono XIII, memimpin rombongan abdi dalem menuju puncak Gunung Lawu untuk melaksanakan labuhan atau Caos Sesaji.
“Sebagai bagian dari tradisi Kiblat Sekawan, SISKS Pakoe Boewono XIII telah mengamanahkan kepada Utusan Dalem yang dipimpin oleh KRT. Sutarno Surodipuro untuk melaksanakan labuhan di Gunung Lawu,” kata KGPH Adipati Dipokusumo.
Pengageng Parentah Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar bangsa Indonesia senantiasa mendapatkan petunjuk, tuntunan, dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Wilujengan Kiblat Sekawan di Gunung Lawu ini merupakan bagian dari serangkaian upacara adat Kraton Surakarta yang diadakan pada bulan Suro,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Wilujengan Kiblat Sekawan adalah salah satu rangkaian tradisi yang dilaksanakan oleh Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat secara berkala setiap tahun selama Bulan Suro. Dalam rangkaian ini, Kraton Surakarta mengadakan Wilujengan dan Caos Sesaji di empat lokasi yang melambangkan empat penjuru, yaitu Gunung Lawu (Arah Timur), Pantai Parangkusumo (Laut Selatan / Arah Selatan), Gunung Merapi (Arah Barat), dan Alas Krendowahono (Arah Utara). Keempat lokasi tersebut memiliki makna khusus karena dipercaya sebagai penopang pendirian Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.