TEROPONGNUSA.COM | MAGETAN – Memakai cara kekerasan kepada siswa termasuk tindakan yang tidak tepat untuk mendidik siswa, terlebih yang melanggar tata tertib sekolah. Hal itu merupakan prinsip Suparno Muhammad seorang Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Parang.
Menurutnya cara tersebut bukannya menjadi pembelajaran, melainkan justru akan menimbulkan dampak negatif kepada siswa, seperti trauma maupun hal buruk lainnya.
“Ada cara positif untuk mendidik siswa khususnya yang melanggar tata tertib sekolah,” kata Suparno kepada teropongnusa.com, Kamis (3/7/2023).
Cara itu seperti misalnya menyuruh siswa menyirami tanaman. Dengan begitu, jelas akan berdampak positif.
“Tak hanya sekedar hukuman, cara itu juga mendidik anak-anak tentang merawat tanaman,” ungkapnya.
Sedangkan jika hukuman fisik, Ia akan mengukur seberapa kekuatan siswa. Sebab, setiap anak memiliki tenaga yang berbeda.
“Kalau push-up atau lari ya tentunya melihat dulu seberapa kekuatan siswa. Jadi tidak semuanya harus disamakan,” tandas Kasek yang aktif bermedsos ini.
Suparno mengungkapkan, kekerasan yang dimaksud ialah seperti memukul siswa, operasi cukur rambut atau bahkan melakukan bully dan lain sebagainya.
Sementara bagi yang sudah terlewat batas pelanggarannya, pihaknya lebih memilih memanggil orang tua siswa ke sekolah.
“Selama saya menjadi kepala sekolah pernah memanggil orang tua siswa untuk datang ke sekolah. Dari situ kemudian keduanya saya berikan konseling,” pungkas Suparno.
Diketahui, Suparno Muhammad mulai menjabat Kasek SMPN 1 Parang sejak Maret tahun ini, dimana sebelumnya menjabat Kasek SMPN 2 Karangrejo. Dan yang menjadi prinsipnya tersebut hingga kini juga terus dijalankannya.(DNY)