TEROPONGNUSA.COM | SURAKARTA – Rencana revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat telah memasuki tahap baru yang menjanjikan. Proyek ini akan dimulai pada bulan September 2023 dan diperkirakan akan selesai pada bulan Juni 2024. Rencana tersebut mencakup penataan alun-alun serta peningkatan kualitas kandang kerbau bule.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Jawa Tengah, Kuswara, mengungkapkan bahwa detail engineering design (DED) telah disampaikan kepada Pemerintah Kota Solo dan pihak Keraton Kasunanan Surakarta. Secara keseluruhan, desain yang telah disusun tersebut dianggap sudah cukup baik, namun masih membutuhkan sedikit penyempurnaan berdasarkan masukan yang diberikan dalam pertemuan tersebut.
“Detailnya sudah disampaikan kepada Mas Wali (Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka) dan pihak keraton. Revitalisasi akan dimulai tahun ini, tetapi kami masih dalam proses perancangan desain. Saat ini, desainnya tinggal dalam tahap finalisasi dan perlu dibahas dengan pihak yang berwenang dalam bidang cagar budaya,” jelas Kuswara usai rapat koordinasi di Balai Kota Solo, Selasa (4/7/2023).
Sebagai informasi, DED revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta didasarkan pada masterplan yang telah disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2014. Konsep yang diusung dalam revitalisasi ini merupakan kombinasi antara Javanese Civilization Learning Center dan Living Royal Heritage Life dengan harapan mengembangkan keraton sebagai pusat pembelajaran kebudayaan Jawa, sambil tetap mempertahankan fungsi aslinya sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan.
Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta, KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, memberikan dukungan penuh terhadap rencana revitalisasi ini. Keraton Kasunanan Surakarta merestui desain dan rencana penataan yang akan dilakukan oleh pemerintah terhadap Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.
Pada kedua lokasi tersebut, revitalisasi akan disertai dengan penataan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar keraton.
Terkait dengan bagian dalam keraton, putra tunggal Raja Kraton Surakarta SISKS. Pakoe Boewono XIII dengan Prameswari Dalem GKR. Pakoe Boewono itu menyatakan, revitalisasi aset vital lainnya akan dilakukan setelah penataan alun-alun selesai. Bagian utama keraton akan diperindah setelah wilayah luar, seperti alun-alun, telah selesai direvitalisasi.
“Pembangunan akan dilakukan secara bertahap, jadi setiap tahun akan ada pembangunan baru. Desain yang diusung dalam revitalisasi ini sangat bagus karena mengedepankan konsep pedestarian. Dengan demikian, masyarakat dapat berjalan-jalan di alun-alun seperti berada di taman. Alun-alun tidak akan dibatasi pagar agar masyarakat dapat masuk dan menikmati keindahan keraton yang telah diperindah,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro tersebut.
Masterplan tahun 2014 tersebut telah merinci berbagai kerusakan yang terjadi di keraton beserta langkah-langkah penanganannya. Namun, dalam tahap awal revitalisasi ini, pemerintah baru akan menyentuh bagian luar keraton sebelum beralih ke bagian dalamnya.
“Minggu depan, proses tender akan dimulai. Tahap ini mencakup revitalisasi Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan. Ini merupakan proyek yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sedangkan proyek yang didanai oleh Uni Emirat Arab (UEA) akan berbeda lagi. Pekerjaan ini akan dimulai pada bulan September 2023 hingga Juni 2024 dan anggarannya akan bersumber dari APBN,” kata Wali Kota Gibran Rakabuming Raka.
Pada tahap awal ini, Gibran menjelaskan bahwa revitalisasi keraton akan berfokus pada penataan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan. Penataan kedua alun-alun ini akan mencakup seluruh aspek, mulai dari area utama, koridor pejalan kaki, hingga peningkatan berbagai aspek di sekitarnya seperti Pasar Cenderamata dan lainnya di Alun-Alun Utara serta kandang kerbau Kyai Slamet di Alun-Alun Selatan.
“Seluruh cagar budaya akan dipertahankan, dan akan dikembalikan ke bentuk aslinya. Pasir di Alun-Alun Utara akan dikembalikan ke bentuk pasir pantai selatan. Revitalisasi akan dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan alun-alun, baik yang berada di selatan maupun utara. Bagian dalam, seperti Sanggabuana, akan membutuhkan biaya lebih tinggi karena kerusakan yang lebih parah dan membutuhkan perhatian lebih detail,” jelas Gibran.
Saat ini, detail revitalisasi segmen Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan masih sedang dimatangkan seiring adanya revisi-revisi yang diusulkan dalam rapat koordinasi. Meskipun demikian, Gibran memastikan bahwa desain tersebut akan segera rampung mengingat proses lelang pekerjaan akan dilakukan pada pekan depan.
Di sisi lain, Gibran memastikan bahwa revitalisasi keraton akan disertai dengan sejumlah proyek strategis lainnya, seperti penataan kawasan dan perbaikan rumah yang tidak layak huni di kawasan Baluwarti yang dibiayai oleh hibah UEA. Dengan demikian, penataan kawasan dan revitalisasi aset keraton akan berjalan sejalan.
“Proyek di Baluwarti akan didanai oleh hibah UEA. Jika pendanaannya sudah tersedia, maka kedua proyek ini dapat dilaksanakan bersamaan,” jelas Gibran.
Dengan dimulainya tahap revitalisasi ini, diharapkan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akan kembali menjadi pusat pembelajaran kebudayaan Jawa yang bernilai sejarah dan tetap menjadi tempat tinggal bagi keluarga kerajaan. Proyek ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Jawa dan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar keraton.(red)