TEROPONGNUSA.COM | PONOROGO – Suasana Rutan Ponorogo tampak berbeda pada Jumat (29/12/2023). Bukan suara jeruji besi atau sirine yang terdengar, melainkan tawa dan sorak-sorai dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sedang bermain outbond di halaman Rutan.
Ini adalah salah satu cara Rutan Ponorogo untuk memperingati akhir tahun 2023. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kepala Rutan (Karutan) Ponorogo, Agus Imam Taufik, yang ingin memberikan kesempatan kepada WBP untuk bersenang-senang dan bercengkrama dengan petugas Rutan.
“Meskipun acara ini sederhana, ini merupakan wujud nyata Rutan Ponorogo untuk membaur bersama WBP. Minimal kalian lupa kalau di penjara, meskipun hanya sebentar. Ini hanya permainan, tidak ada yang menang atau kalah, yang penting semangat,” ucap Imam saat memberikan sambutan.
Imam juga mengapresiasi WBP yang telah menjalani pembinaan dengan baik selama di Rutan. Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi WBP, baik secara mental maupun fisik.
“Kami terus berupaya melaksanakan pembinaan secara optimal. Kami ingin WBP menjadi pribadi yang lebih baik dan siap kembali ke masyarakat,” kata Imam.
Outbond ini diikuti oleh 60 WBP yang terbagi menjadi enam tim. Mereka berkompetisi dalam berbagai permainan, seperti melingkar dengan musik, memasukkan bolpoin dalam botol, estafet tepung, balap bola dengan tali, estafet sarung, ular balon, dan lomba mengaitkan ceting. Semua lomba dilaksanakan secara berkelompok, dan setiap kelompok mendapatkan bingkisan.
Hasan, salah satu WBP yang kelompoknya menjadi juara satu mengucapkan terima kasih kepada Karutan dan jajaran. Ia mengaku senang dan berharap tahun depan lebih baik lagi.
“Terimakasih Pak Karutan dan jajaran, kami semua seneng, dan semoga lebih baik dari kemarin. Kami merasa dihargai dan diperhatikan. Kami juga merasa lebih dekat dengan teman-teman WBP lainnya,” ujar Hasan.
Kegiatan outbond ini juga mendapat dukungan dari Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka KPR), Gulang Rinanto. Ia mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk melatih kebersamaan dan kekompakan sesama WBP.
“Kami pilih acak, dari 20 kamar kami ambil dua orang, ditambah satu blok wanita delapan orang dan ditambah blok dapur. Kami ingin WBP saling mengenal dan bekerja sama. Kami juga ingin WBP merasakan suasana yang berbeda dari rutinitas sehari-hari,” tandasnya.(red)
