![]() |
Katno memegang batang tanaman Porang |
TEROPONGNUSA.COM | MAGETAN – Tidak ada
kata terlambat, mungkin itulah yang menjadi kunci semangat bagi sebagian
masyarakat khususnya petani. Betapa tidak, meski sudah populer beberapa waktu
silam, namun tanaman Porang hingga kini masih terus diminati dan diincar untuk
dimanfaatkan.
Hal
itu mereka lakukan karena melihat peluang bisnis umbi Porang sangat manjanjikan
dengan memiliki pasar ekspor seperti Korea, Jepang, China, Vietnam hingga
Australia.
Sebut
saja Katno, petani asal Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan ini telah memulai
menanam Porang sejak lima tahun silam. Selama waktu itu dirinya mengaku pernah
menjual hasil panen sebanyak 4 kali, bahkan ada satu waktu panen mendapat hasil
8 Ton umbi Porang basah dengan harga Rp10 ribu per Kilogramnya.
![]() |
Katno memegang bibit tanaman Porang |
Sementara
untuk lahan yang ditanaminya ada yang di kebun, sawah, dan juga di bawah pohon jati.
“Luas lahan yang saya tanami Porang sekitar 1 hektar. Ada yang di lahan sawah, pekarangan,
dan di bawah pohon Jati atau yang orang bilang lahan kritis,” ungkapnya.
Hal
lain yang menambah optimisnya, tanaman Porang bisa tumbuh bersama tanaman lain
dengan sistem tumpang sari. “Di sekitar Porang juga saya tanami kunir, jagung, lombok,”
imbuhnya.
![]() |
Katno bersama Reporter Teropongnusa |
Untuk
diketahui, Porang adalah tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus
Oncophyllus. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan sebutan iles-iles
dan bisa diolah menjadi tepung. Selain itu juga dipakai industri untuk bahan
baku kosmetik, pengental, lem, mie ramen, serta campuran makanan.
Porang
dapat bertahan hidup di tanah kering dan tanamannya hanya memerlukan perawatan
yang minim. Ditambah lagi porang bisa ditanam dengan tumpang sari karena bisa
toleran dengan naungan hingga 60 persen.
Sementara
untuk bibitnya biasa didapat dari potongan umbi batang atau biasa disebut umbi
katak (bubil) yang terdapat di sela-sela daunnya. Sedangkan
untuk menghasilkan umbi yang baik dan ideal untuk dijual saat usia di atas satu
hingga tiga tahun.
Reporter:
Denny Rubi