Teropongnusa.com,
Magetan – Di Tahun Politik 2018 hingga Tahun 2019 banyak hal yang sulit
diprediksi. Dinamika Politik menjelang Pilbup Kabupaten Magetan 2018 merupakan
salah satunya. Walaupun kita bisa mengatakan pasti bahwa setiap pertarungan
berakhir pada menang dan kalah.
Magetan – Di Tahun Politik 2018 hingga Tahun 2019 banyak hal yang sulit
diprediksi. Dinamika Politik menjelang Pilbup Kabupaten Magetan 2018 merupakan
salah satunya. Walaupun kita bisa mengatakan pasti bahwa setiap pertarungan
berakhir pada menang dan kalah.
Orang
bisa saja memuji diri untuk menyenangkan hati dengan kata “ Kekalahan adalah
Kemenangan Tertunda” dan ada lagi yang bilang “ Menang Jadi Abu Kalah Jadi Debu”.
Jelasnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Kabupaten Magetan 2018 telah
membuat bank-bank di Magetan sebagai otoritas moneter nasional di Kabupaten
Magetan ini kehilangan optimisme dengan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2018
pada kisaran angka 5,0 – 5,4 persen.
bisa saja memuji diri untuk menyenangkan hati dengan kata “ Kekalahan adalah
Kemenangan Tertunda” dan ada lagi yang bilang “ Menang Jadi Abu Kalah Jadi Debu”.
Jelasnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Kabupaten Magetan 2018 telah
membuat bank-bank di Magetan sebagai otoritas moneter nasional di Kabupaten
Magetan ini kehilangan optimisme dengan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2018
pada kisaran angka 5,0 – 5,4 persen.
Tahun
2017 bank-bank di Magetan memprediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan ini
pada kisaran angka 5,1-5,5 persen, dan di akhir tahun 2017 pertumbuhan ekonomi
Magetan mencapai 5,21 persen atau lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 5,02 persen. Prediksi bank-bank di Magetan jauh lebih
rendah dari prediksi tahun 2017, karena mempertimbangkan multi efek dari Pilbup
Kabupaten Magetan 2018 ini.
2017 bank-bank di Magetan memprediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan ini
pada kisaran angka 5,1-5,5 persen, dan di akhir tahun 2017 pertumbuhan ekonomi
Magetan mencapai 5,21 persen atau lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 5,02 persen. Prediksi bank-bank di Magetan jauh lebih
rendah dari prediksi tahun 2017, karena mempertimbangkan multi efek dari Pilbup
Kabupaten Magetan 2018 ini.
Pilbup
yang akan digelar pada 27 Juli 2018 mendatang atau bertepatan pada akhir
Semester I 2018, sangat pasti akan mempengaruhi dinamika perekonomian daerah.
yang akan digelar pada 27 Juli 2018 mendatang atau bertepatan pada akhir
Semester I 2018, sangat pasti akan mempengaruhi dinamika perekonomian daerah.
Pada Kuartal
I Tahun 2018 atau bulan Januari ini yang mulai dihitung bersamaan dengan
perubahan iklim politik pasca pendaftaran para calon Bupati Kabupaten Magetan
periode 2018-2023 ke KPUD Magetan, konsentrasi seluruh lapisan masyarakat akan
mulai tersita pada Pilkada. Memasuki bulan Februari pasca penetapan nomor urut
calon Bupati Magetan oleh KPUD Magetan, masyarakat akan mulai terkonsentrasi
untuk menentukan barisan. Pada April 2018, bersamaan dengan batas akhir kuartal
I perekonomian daerah, pelaku dunia usaha sudah terpolarisasi untuk
menghabiskan energinya mendukung kampanye Calon Bupati Magetan.
I Tahun 2018 atau bulan Januari ini yang mulai dihitung bersamaan dengan
perubahan iklim politik pasca pendaftaran para calon Bupati Kabupaten Magetan
periode 2018-2023 ke KPUD Magetan, konsentrasi seluruh lapisan masyarakat akan
mulai tersita pada Pilkada. Memasuki bulan Februari pasca penetapan nomor urut
calon Bupati Magetan oleh KPUD Magetan, masyarakat akan mulai terkonsentrasi
untuk menentukan barisan. Pada April 2018, bersamaan dengan batas akhir kuartal
I perekonomian daerah, pelaku dunia usaha sudah terpolarisasi untuk
menghabiskan energinya mendukung kampanye Calon Bupati Magetan.
Memasuki
kuartal II pada April 2018, masa kampanye Calon Bupati Magetan membawa
perubahan positif pada dinamika pertumbuhan ekonomi daerah. Pada masa ini, uang
beredar akan lebih tinggi di lingkungan masyarakat akibat dampak politik uang
(money politic) dan biaya politik (politic money) yang dihambur-hamburkan para
Calon Bupati Kabupaten Magetan.
kuartal II pada April 2018, masa kampanye Calon Bupati Magetan membawa
perubahan positif pada dinamika pertumbuhan ekonomi daerah. Pada masa ini, uang
beredar akan lebih tinggi di lingkungan masyarakat akibat dampak politik uang
(money politic) dan biaya politik (politic money) yang dihambur-hamburkan para
Calon Bupati Kabupaten Magetan.
Sehebat
apapun para komisioner KPUD Kabupaten Magetan dan Panwas Kabupaten Magetan mengantisipasi
politik uang, kita tidak bisa mengabaikan fenomena lama yang mendarah-daging di
Kabupaten Magetan. Politik uang memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan
sektor konsumsi sampai bulan Mei, terutama jika politik uang itu disampaikan
dalam bentuk barang komoditas sehari-hari.
apapun para komisioner KPUD Kabupaten Magetan dan Panwas Kabupaten Magetan mengantisipasi
politik uang, kita tidak bisa mengabaikan fenomena lama yang mendarah-daging di
Kabupaten Magetan. Politik uang memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan
sektor konsumsi sampai bulan Mei, terutama jika politik uang itu disampaikan
dalam bentuk barang komoditas sehari-hari.
Pada
bulan Juni, memasuki akhir kuartal II atau batas akhir Semester I 2018, secara
politik juga memasuki tahap masa tenang dalam Pilbup Kabupaten Magetan. Uang
beredar di lingkungan masyarakat akan bertambah sebagai dampak politik uang
yang dilakukan para pendukung Calon Bupati Magetan.
bulan Juni, memasuki akhir kuartal II atau batas akhir Semester I 2018, secara
politik juga memasuki tahap masa tenang dalam Pilbup Kabupaten Magetan. Uang
beredar di lingkungan masyarakat akan bertambah sebagai dampak politik uang
yang dilakukan para pendukung Calon Bupati Magetan.
Memasuki
Kuartal III, tahap awal Semester II 2018, semua elemen masyarakat akan sibuk
memulihkan situasi pasca Pilkada. Siapapun yang jadi pemenang dalam Pilbup Kabupaten
Magetan 2018, akan sibuk menata kembali segala sesuatunya.
Kuartal III, tahap awal Semester II 2018, semua elemen masyarakat akan sibuk
memulihkan situasi pasca Pilkada. Siapapun yang jadi pemenang dalam Pilbup Kabupaten
Magetan 2018, akan sibuk menata kembali segala sesuatunya.
Mereka
yang kalah tidak akan bisa memberi kontribusi terhadap perbaikan situasi
ekonomi daerah. Semakin parah jika konflik muncul pada tataran hukum terkait
hasil Pilbup Kabupaten Magetan 2018 yang tidak memuaskan pihak yang kalah.
yang kalah tidak akan bisa memberi kontribusi terhadap perbaikan situasi
ekonomi daerah. Semakin parah jika konflik muncul pada tataran hukum terkait
hasil Pilbup Kabupaten Magetan 2018 yang tidak memuaskan pihak yang kalah.
Pilbup
Rasa Pemilu
Rasa Pemilu
Kita
tidak bisa meremehkan kondisi seperti di atas karena politik dan ekonomi
memiliki ketergantungan. Meskipun politik merupakan sebuah fenomena yang tidak
bisa diprediksikan, tak pernah statis, dan selalu akan memberikan kejutan demi
kejutan, tapi prediksi dan asumsi di dalam perekonomian selalu mempertimbangkan
banyak situasi dan kondisi, bahkan pengaruh cuaca, iklim, dan juga bencana
alam. Konon lagi pertimbangan atas dinamika politik, karena ekonomi dan politik
saling membutuhkan sekaligus saling menegaskan.
tidak bisa meremehkan kondisi seperti di atas karena politik dan ekonomi
memiliki ketergantungan. Meskipun politik merupakan sebuah fenomena yang tidak
bisa diprediksikan, tak pernah statis, dan selalu akan memberikan kejutan demi
kejutan, tapi prediksi dan asumsi di dalam perekonomian selalu mempertimbangkan
banyak situasi dan kondisi, bahkan pengaruh cuaca, iklim, dan juga bencana
alam. Konon lagi pertimbangan atas dinamika politik, karena ekonomi dan politik
saling membutuhkan sekaligus saling menegaskan.
Tahun
2018 ini adalah tahun politik bagi Kabupaten Magetan, karena di kabupaten ini akan
digelar pemilihan bupati periode 2018-2023, dan pemilihan bupati itu berjalan
langsung dan serentak bersama pemilihan Wali Kota/Bupati di sejumlah
kabupaten/kota di Indonesia. Tidak hanya itu, warga di kabupaten/kota juga
harus memberikan suara untuk memilih gubernur sekaligus bupati/wali kota,
sehingga konsentrasi mereka akan sangat tersita.
2018 ini adalah tahun politik bagi Kabupaten Magetan, karena di kabupaten ini akan
digelar pemilihan bupati periode 2018-2023, dan pemilihan bupati itu berjalan
langsung dan serentak bersama pemilihan Wali Kota/Bupati di sejumlah
kabupaten/kota di Indonesia. Tidak hanya itu, warga di kabupaten/kota juga
harus memberikan suara untuk memilih gubernur sekaligus bupati/wali kota,
sehingga konsentrasi mereka akan sangat tersita.
Selain
itu, para pelaku dunia usaha di Kabupaten Magetan yang sebagian besar bergerak
di sektor konstruksi dan karenanya memiliki ketergantungan tinggi terhadap
siapa yang akan menjadi gubernur, bupati ataupun wali kota, mau tidak mau akan
memberikan kontribusi dalam Pilkada langsung dan serentak. Konsentrasi mereka
untuk mengembangkan usaha akan terbagi, sangat mungkin juga aset mereka sedikit
akan ikut terkuras. Artinya, banyak kepentingan akan bermain dalam Pilkada
langsung dan serentak ini, termasuk kepentingan para elite di pusat.
itu, para pelaku dunia usaha di Kabupaten Magetan yang sebagian besar bergerak
di sektor konstruksi dan karenanya memiliki ketergantungan tinggi terhadap
siapa yang akan menjadi gubernur, bupati ataupun wali kota, mau tidak mau akan
memberikan kontribusi dalam Pilkada langsung dan serentak. Konsentrasi mereka
untuk mengembangkan usaha akan terbagi, sangat mungkin juga aset mereka sedikit
akan ikut terkuras. Artinya, banyak kepentingan akan bermain dalam Pilkada
langsung dan serentak ini, termasuk kepentingan para elite di pusat.
Disebut
begitu, karena Pilkada langsung dan serentak digelar setahun sebelum Pemilu
2019, sehingga Pilkada akan menjadi semacam gelanggang uji coba kekuatan
politik dari para elite pusat di Kabupaten Magetan. Posisi Kabupaten Magetan
sebagai salah satu daerah pemasok suara terbesar bagi pemenang Pemilu 2014 lalu
membuat para elite butuh memiliki per-panjangan tangan yang bisa mengondisikan
situasi pada Pemilu 2019 mendatang. Dengan memastikan para kepala daerah hasil
Pilkada 2018 sebagai bagian dari jaringan politiknya, maka para elite akan
sangat terbantu menghadapi pertarungan politik pada Pemilu 2019.
begitu, karena Pilkada langsung dan serentak digelar setahun sebelum Pemilu
2019, sehingga Pilkada akan menjadi semacam gelanggang uji coba kekuatan
politik dari para elite pusat di Kabupaten Magetan. Posisi Kabupaten Magetan
sebagai salah satu daerah pemasok suara terbesar bagi pemenang Pemilu 2014 lalu
membuat para elite butuh memiliki per-panjangan tangan yang bisa mengondisikan
situasi pada Pemilu 2019 mendatang. Dengan memastikan para kepala daerah hasil
Pilkada 2018 sebagai bagian dari jaringan politiknya, maka para elite akan
sangat terbantu menghadapi pertarungan politik pada Pemilu 2019.
Artinya,
Pilkada langsung dan serentak termasuk di Kabupaten Magetan akan menjadi
Pilkada rasa Pemilu. Tidak bisa tidak, para elite melalui jaringan kekuasaannya
– baik partai politik, pengusaha, organisasi massa, maupun perangkat infrastruktur
gerakan – gerakan lainnya akan mendorong terbangunnya iklim pertarungan politik
yang menyita konsentrasi masyarakat. Nuansa politis yang kuat bagi segala
dinamika kehidupan masyarakat, termasuk mempengaruhi kinerja iklim dunia usaha
akan berdampak terhadap upaya menjaga stabilitas ekonomi daerah. Sementara
stabilitas ekonomi nasional menjadi riskan tergoncang setiap kali menghadapi
agenda Pemilu, apalagi akhir-akhir ini pertarungan dua kekuatan politik hasil
koalisi Pilpres 2014 – kubu koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKS dan Gerindra versus
kubu koalisi Demokrat, PPP dan Hanura versus Nasdem dan PKB – telah dialihkan
menjadi pertarungan politik nasional rasa daerah di Kabupaten Magetan.
Pilkada langsung dan serentak termasuk di Kabupaten Magetan akan menjadi
Pilkada rasa Pemilu. Tidak bisa tidak, para elite melalui jaringan kekuasaannya
– baik partai politik, pengusaha, organisasi massa, maupun perangkat infrastruktur
gerakan – gerakan lainnya akan mendorong terbangunnya iklim pertarungan politik
yang menyita konsentrasi masyarakat. Nuansa politis yang kuat bagi segala
dinamika kehidupan masyarakat, termasuk mempengaruhi kinerja iklim dunia usaha
akan berdampak terhadap upaya menjaga stabilitas ekonomi daerah. Sementara
stabilitas ekonomi nasional menjadi riskan tergoncang setiap kali menghadapi
agenda Pemilu, apalagi akhir-akhir ini pertarungan dua kekuatan politik hasil
koalisi Pilpres 2014 – kubu koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKS dan Gerindra versus
kubu koalisi Demokrat, PPP dan Hanura versus Nasdem dan PKB – telah dialihkan
menjadi pertarungan politik nasional rasa daerah di Kabupaten Magetan.
Infrastruktur,
SDM, dan peralatan berperang dari semua kubu sudah dikirim ke Kabupaten Magetan
sejak jauh hari sebelum semua kubu koalisi ini mengumumkan akan mendorong tokoh
tertentu sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Magetan.
SDM, dan peralatan berperang dari semua kubu sudah dikirim ke Kabupaten Magetan
sejak jauh hari sebelum semua kubu koalisi ini mengumumkan akan mendorong tokoh
tertentu sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Magetan.
Mereka
memainkan isu wacana putra daerah versus bukan putra daerah, status quo dan
anti-korupsi, militer versus sipil, dan lain sebagainya yang dipolemikkan lewat
jejaring media sosial dan forum diskusi grup What App. Spanduk, baliho, poster,
dan iklan – iklan berisi jargon-jargon politik sudah membuat seluruh sudut
Kabupaten Magetan ini bakal menjadi medan pertempuran yang akbar. Artinya, kubu
koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKS dan Gerindra versus kubu koalisi Demokrat, PPP
dan Hanura Versus Nasdem dan PKB telah mengubah panggung Pilbup 2018 menjadi
semacam medan uji coba kekuatan sebelum pertarungan pada Pemilu 2019, sesuatu
yang sudah pernah diuji coba saat Pilgub DKI Jakarta.
memainkan isu wacana putra daerah versus bukan putra daerah, status quo dan
anti-korupsi, militer versus sipil, dan lain sebagainya yang dipolemikkan lewat
jejaring media sosial dan forum diskusi grup What App. Spanduk, baliho, poster,
dan iklan – iklan berisi jargon-jargon politik sudah membuat seluruh sudut
Kabupaten Magetan ini bakal menjadi medan pertempuran yang akbar. Artinya, kubu
koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKS dan Gerindra versus kubu koalisi Demokrat, PPP
dan Hanura Versus Nasdem dan PKB telah mengubah panggung Pilbup 2018 menjadi
semacam medan uji coba kekuatan sebelum pertarungan pada Pemilu 2019, sesuatu
yang sudah pernah diuji coba saat Pilgub DKI Jakarta.
Kubu
koalisi PDIP mendorong kader terbaiknya menjadi Calon Bupati Magetan untuk
bertarung dengan calon kubu koalisi Demokrat
dan Calon kubu koalisi Nasdem. Pertarungan tiga kubu koalisi ini
menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional ketika pecah dalam
Pilgub DKI Jakarta. Apa akan diulangi lagi di dalam Pilbup Kabupaten Magetan.
Pertarungan ini tidak sekedar untuk merebut posisi Bupati Kabupaten Magetan periode
2018 – 2023, tapi juga memenangi hati rakyat pada salah satu daerah yang punya
peran penting menentukan hasil Pemilu 2019 mendatang.
koalisi PDIP mendorong kader terbaiknya menjadi Calon Bupati Magetan untuk
bertarung dengan calon kubu koalisi Demokrat
dan Calon kubu koalisi Nasdem. Pertarungan tiga kubu koalisi ini
menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional ketika pecah dalam
Pilgub DKI Jakarta. Apa akan diulangi lagi di dalam Pilbup Kabupaten Magetan.
Pertarungan ini tidak sekedar untuk merebut posisi Bupati Kabupaten Magetan periode
2018 – 2023, tapi juga memenangi hati rakyat pada salah satu daerah yang punya
peran penting menentukan hasil Pemilu 2019 mendatang.
Membayangkan
situasi politik pada 2018 nanti, wajar bila bank-bank di Magetan kemudian
mematok pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan pada 2018 di bawah prediksi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan pada 2017 kemarin.
situasi politik pada 2018 nanti, wajar bila bank-bank di Magetan kemudian
mematok pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan pada 2018 di bawah prediksi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan pada 2017 kemarin.
Penulis:
Lilik Abdi Kusuma
Lilik Abdi Kusuma